Daun Kehidupan
Sudah 4
bulan neneku sakit sekaratul maut. Aku tiba-tiba bertemu dengan kakek-kakek,
aku itu mempunyai indra ke-enam, dan kakek itu dari alam gaib, jadi Cuma aku
saja yang dapat melihatnya. Dan dia berkata bahwa neneku bisa sembuh, tapi
harus memakan daun kehidupan. Dia juga berkata bahwa daun kehidupan itu hanya
ada di dalam tanah, dan tiba-tiba dia menghilang. Nah dari situ aku berniat
untuk mencari daun kehidupan, sebelum pergi, aku menceritakan semuanya kepada
teman-temanku. Dan ternyata mereka ingin ikut denganku, keesokan harinya kami
bersiap-siap untuk berangkat.
Setelah
berkumpul, kami kebingungan untuk pergi kemana, dan tiba-tiba kakek yang
kemarin aku lihat datang lagi, dia berkata bahwa jalan untuk pergi kebawah
tanah itu ada di antartika, kami sempat dibuat terkejut olehnya, tapi ternyata
kesetiaan teman-temanku tidak membuat mereka mundur, karna kami mungkin bisa
dibilang orang kaya, kamipun mengumlpulkan uang yang kami punya untuk pergi ke
antartika, dengan menyewa sebuah helikopter.
Setelah tiba
di antartika, si kakek memberi tahu aku bahwa jalan menuju bawah tanah ada di
balok es yang ditabrak oleh kapal titanic, dan ciri es nya itu berbentuk
segitiga yang mengkilap, “kakek itu sepertinya sedang menuntun kami” pikirku
karna selalu melihat kakek-kakek yang mengikuti kami. Sekian lama mencari,
akhirnya kami menemukanya juga. Dan tiba-tiba aku terhisap kedalam bersama
dengan teman-temanku karna menyentuhnya. Ternyata itu bukan sebuah jalan biasa
yang aku kira, itu adalah sebuah portal yang jika ada sesuatu yang menyentuhnya
akan berpindah ke tempat yang lain, seperti teleportasi. Dan kami berada di
suatu tempat yang aneh, yang bahkan tidak bisa disebut sebagai bawah tanah.
Selang beberapa lama melihat-melihat tempat yang aneh itu, kami bertemu 2 orang
aneh, kami memang terkejut, karna tidak mungkin ada manusia di dunia yang aneh
ini, tapi mereka menjelaskan bahwa mereka adalah penumpang sekaligus korban
titanic yang selamat. Akhirnya kamipun bersama-sama untuk mencari daun
kehidupan.
Ada sesuatu
yang aneh, aku tidak melihat kakek-kakek yang selalu mengikuti kami, ntah
mungkin dia bersembunyi, atau dia memang tidak terhisap ke bawah tanah seperti
kami. Tapi aku tidak terlalu memperdulikan itu, di perjalanan kami menemukan
sebuah peta yang mungkin akan menuntun kami ke daun kehidupan, aku berpikir
seperti itu karna ada sebuah gambar berbentuk daun yang indah. Akhirnya kamipun
mengikuti peta itu, tapi anehnya kompas yang aku bawa, tidak dapat menunjukan
mana utara dan mana selatan, jarum kompasku berputar terus dan tak mau
berhenti. Tapi itu tak melarutkan semangat kami, dengan kepintaran salah satu
temanku. Kami bergerak mangikuti rute yang ada di peta.
Hingga
akhirnya kami berada di suatu tempat, di peta digambarkan sebuah pola yang
berbentuk segitiga, kami memang melihat sebuah batu berbentuk segitiga, tapi
kami tidak tahu cara untuk membuka batu itu. Tiba tiba peta itu bercahaya dan
memperlihatkan tulisan kuno yang berbahasa jawa, kami memang tidak mengerti
karna kami bukan orang jawa, tapi itu tidak terlalu benar, salah satu temanku
adalah keturunan jawa asli, dan dia paham sekali dengan bahasa jawa. Dan
tulisan yang ada dipeta itu adalah “Di tengah keputus asaan, cahaya terakhir
memberi harapan”. Kami tidak mengerti apa maksudnya. Akhirnya kami menunggu
hingga sore hari, tapi tetap saja kami tidak menemukan apapun, putus asa,
itulah yang kami rasakan, dengan perasaan kecewa, salah satu orang titanic
membujuk kami untuk menyerah dan pulang, karna hari sudah semakin malam. Dengan
perasaan kecewa aku pun mengikuti mereka, tapi keajaiban datang, tiba-tiba batu
itu menghilang karena terkena cahaya bulan, dan mungkin itulah yang dimaksud
cahaya terakhir, aku pun berteriak sambil memanggil teman-temanku dan 2 orang
titanic itu, bahwa ada jalan. Dan dengan perasaan gembira, kamipun masuk ke
dalam.
Aku merasa
bahwa daun kehidupan itu ada di dalam goa yang kami masuki, dan kami pun
akhirnya menemukan sebuah pohon yang sangat indah. Dan tiba-tiba peta itu
bercahaya kembali dan memperlihatkan tulisan kuno, sama seperti tadi, hanya
saja bunyinya berbeda. “hati yang tulus, membawa kebahagiaan yang abadi, dan
hati yang rakus membawa kesengsaraan abadi” kami memang tidak terlalu
memikirkan itu, kami lebih mementingkan sebuah tulisan yang ada di dekat pohon
yang kami sebut sebagai pohon kehidupan. Tulisan itu berbunyi “jika kau makan,
kau akan abadi, tapi jika orang lain yang makan, maka ia akan lepas dari
penderitaanya”. Tapi tiba-tiba salah satu orang titanic memakan daun itu, dan
dia berkata bahwa daun itu sangat lezat, dibandingkan apapun. Dan dia membujuk
kami untuk memakanya, tapi aku mencegah temanku dan salah satu orang titanic
untuk tidak memakannya, dan aku langsung mendapat jawaban bahwa “hati yang
rakus, membawa kesengsaraan abadi” salah satu orang titanicpun mempercaiku, dan
membelaku, tiba-tiba keajaiban terjadi. Salah satu orang titanic yang memakan
daun itu berubah menjadi sebuah pohon kehidupan, kamipun terkejut setengah
mati, tiba-tiba kakek-kakek itu datang kembali, dan berkata bahwa dia adalah
seorang penyihir beraliran putih, dan dia jugalah yang sudah menanam pohon
kehidupan, dan dia juga yang sudah membuat kutukan itu. Aku sempat berdebat dengan
kakek-kakek itu, tapi dia tidak begitu jahat, dia memang membuat kutukan, tapi
dia juga membuat kutukan bagi orang lain yang memakan buah itu, maksud dari
orang lain adalah orang yang sama sekali tidak pernah ke tempat yang aneh ini.
Karena kami tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya kami meniggalkan salah satu
orang titanic yang sudah menjadi pohon.
Sesampainya
kami di rumah, aku langsung memberikan daun kehidupan yang aku bawa untuk
dimakan neneku. Gembira sekaligus takut, itu yang aku rasakan. Ake gembira
karna neneku yang sudah memakan daun itu, tiba-tiba menjadi sehat seperti orang
kebanyakan, tapi aku juga takut jika neneku tersayang akan menjadi pohon, dan
nasibnya sama seperti salah satu orang titanic tersebut. Tapi keesokan harinya,
nenek tidak berubah menjadi pohon, satu bulan berikutnya dia tetap menjadi
manusia, hingga akhir hayatnya dia menjadi manusia, aku sangat bangga pada
diriku sendiri yang sudah berusaha yang terbaik untuk neneku, dan ini adalah
cerita yang tidak mungkin aku lupakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar