Senin, 27 Januari 2014

Cerpen Daun Kehidupan

Daun Kehidupan
            Sudah 4 bulan neneku sakit sekaratul maut. Aku tiba-tiba bertemu dengan kakek-kakek, aku itu mempunyai indra ke-enam, dan kakek itu dari alam gaib, jadi Cuma aku saja yang dapat melihatnya. Dan dia berkata bahwa neneku bisa sembuh, tapi harus memakan daun kehidupan. Dia juga berkata bahwa daun kehidupan itu hanya ada di dalam tanah, dan tiba-tiba dia menghilang. Nah dari situ aku berniat untuk mencari daun kehidupan, sebelum pergi, aku menceritakan semuanya kepada teman-temanku. Dan ternyata mereka ingin ikut denganku, keesokan harinya kami bersiap-siap untuk berangkat.
            Setelah berkumpul, kami kebingungan untuk pergi kemana, dan tiba-tiba kakek yang kemarin aku lihat datang lagi, dia berkata bahwa jalan untuk pergi kebawah tanah itu ada di antartika, kami sempat dibuat terkejut olehnya, tapi ternyata kesetiaan teman-temanku tidak membuat mereka mundur, karna kami mungkin bisa dibilang orang kaya, kamipun mengumlpulkan uang yang kami punya untuk pergi ke antartika, dengan menyewa sebuah helikopter.
            Setelah tiba di antartika, si kakek memberi tahu aku bahwa jalan menuju bawah tanah ada di balok es yang ditabrak oleh kapal titanic, dan ciri es nya itu berbentuk segitiga yang mengkilap, “kakek itu sepertinya sedang menuntun kami” pikirku karna selalu melihat kakek-kakek yang mengikuti kami. Sekian lama mencari, akhirnya kami menemukanya juga. Dan tiba-tiba aku terhisap kedalam bersama dengan teman-temanku karna menyentuhnya. Ternyata itu bukan sebuah jalan biasa yang aku kira, itu adalah sebuah portal yang jika ada sesuatu yang menyentuhnya akan berpindah ke tempat yang lain, seperti teleportasi. Dan kami berada di suatu tempat yang aneh, yang bahkan tidak bisa disebut sebagai bawah tanah. Selang beberapa lama melihat-melihat tempat yang aneh itu, kami bertemu 2 orang aneh, kami memang terkejut, karna tidak mungkin ada manusia di dunia yang aneh ini, tapi mereka menjelaskan bahwa mereka adalah penumpang sekaligus korban titanic yang selamat. Akhirnya kamipun bersama-sama untuk mencari daun kehidupan.
            Ada sesuatu yang aneh, aku tidak melihat kakek-kakek yang selalu mengikuti kami, ntah mungkin dia bersembunyi, atau dia memang tidak terhisap ke bawah tanah seperti kami. Tapi aku tidak terlalu memperdulikan itu, di perjalanan kami menemukan sebuah peta yang mungkin akan menuntun kami ke daun kehidupan, aku berpikir seperti itu karna ada sebuah gambar berbentuk daun yang indah. Akhirnya kamipun mengikuti peta itu, tapi anehnya kompas yang aku bawa, tidak dapat menunjukan mana utara dan mana selatan, jarum kompasku berputar terus dan tak mau berhenti. Tapi itu tak melarutkan semangat kami, dengan kepintaran salah satu temanku. Kami bergerak mangikuti rute yang ada di peta.
            Hingga akhirnya kami berada di suatu tempat, di peta digambarkan sebuah pola yang berbentuk segitiga, kami memang melihat sebuah batu berbentuk segitiga, tapi kami tidak tahu cara untuk membuka batu itu. Tiba tiba peta itu bercahaya dan memperlihatkan tulisan kuno yang berbahasa jawa, kami memang tidak mengerti karna kami bukan orang jawa, tapi itu tidak terlalu benar, salah satu temanku adalah keturunan jawa asli, dan dia paham sekali dengan bahasa jawa. Dan tulisan yang ada dipeta itu adalah “Di tengah keputus asaan, cahaya terakhir memberi harapan”. Kami tidak mengerti apa maksudnya. Akhirnya kami menunggu hingga sore hari, tapi tetap saja kami tidak menemukan apapun, putus asa, itulah yang kami rasakan, dengan perasaan kecewa, salah satu orang titanic membujuk kami untuk menyerah dan pulang, karna hari sudah semakin malam. Dengan perasaan kecewa aku pun mengikuti mereka, tapi keajaiban datang, tiba-tiba batu itu menghilang karena terkena cahaya bulan, dan mungkin itulah yang dimaksud cahaya terakhir, aku pun berteriak sambil memanggil teman-temanku dan 2 orang titanic itu, bahwa ada jalan. Dan dengan perasaan gembira, kamipun masuk ke dalam.
            Aku merasa bahwa daun kehidupan itu ada di dalam goa yang kami masuki, dan kami pun akhirnya menemukan sebuah pohon yang sangat indah. Dan tiba-tiba peta itu bercahaya kembali dan memperlihatkan tulisan kuno, sama seperti tadi, hanya saja bunyinya berbeda. “hati yang tulus, membawa kebahagiaan yang abadi, dan hati yang rakus membawa kesengsaraan abadi” kami memang tidak terlalu memikirkan itu, kami lebih mementingkan sebuah tulisan yang ada di dekat pohon yang kami sebut sebagai pohon kehidupan. Tulisan itu berbunyi “jika kau makan, kau akan abadi, tapi jika orang lain yang makan, maka ia akan lepas dari penderitaanya”. Tapi tiba-tiba salah satu orang titanic memakan daun itu, dan dia berkata bahwa daun itu sangat lezat, dibandingkan apapun. Dan dia membujuk kami untuk memakanya, tapi aku mencegah temanku dan salah satu orang titanic untuk tidak memakannya, dan aku langsung mendapat jawaban bahwa “hati yang rakus, membawa kesengsaraan abadi” salah satu orang titanicpun mempercaiku, dan membelaku, tiba-tiba keajaiban terjadi. Salah satu orang titanic yang memakan daun itu berubah menjadi sebuah pohon kehidupan, kamipun terkejut setengah mati, tiba-tiba kakek-kakek itu datang kembali, dan berkata bahwa dia adalah seorang penyihir beraliran putih, dan dia jugalah yang sudah menanam pohon kehidupan, dan dia juga yang sudah membuat kutukan itu. Aku sempat berdebat dengan kakek-kakek itu, tapi dia tidak begitu jahat, dia memang membuat kutukan, tapi dia juga membuat kutukan bagi orang lain yang memakan buah itu, maksud dari orang lain adalah orang yang sama sekali tidak pernah ke tempat yang aneh ini. Karena kami tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya kami meniggalkan salah satu orang titanic yang sudah menjadi pohon.

            Sesampainya kami di rumah, aku langsung memberikan daun kehidupan yang aku bawa untuk dimakan neneku. Gembira sekaligus takut, itu yang aku rasakan. Ake gembira karna neneku yang sudah memakan daun itu, tiba-tiba menjadi sehat seperti orang kebanyakan, tapi aku juga takut jika neneku tersayang akan menjadi pohon, dan nasibnya sama seperti salah satu orang titanic tersebut. Tapi keesokan harinya, nenek tidak berubah menjadi pohon, satu bulan berikutnya dia tetap menjadi manusia, hingga akhir hayatnya dia menjadi manusia, aku sangat bangga pada diriku sendiri yang sudah berusaha yang terbaik untuk neneku, dan ini adalah cerita yang tidak mungkin aku lupakan.
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di samping. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.
Judul: Cerpen Daun Kehidupan; Ditulis oleh Unknown; Rating Blog: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Template oleh Blog SEO Ricky - Support eva fashion store