Senin, 27 Januari 2014

Cara Mematikan Komputer Orang Lain Lewat LAN (Local Area Network)

1.start, run atau bisa juga menekan win+R
2.klik cmd
3.masukan script berikut, harus sama persis
shutdown.exe -i -m
4.klik add, dan pilih kkomputer yang mau dimatikan
5.anda juga dapat memilih, shutdown, restart ataupun yang lainya
6.jangan lupa di option pilih maintenance, agar korban mengira bahwa komputer sedang maintenance
7.anda juga bisa menulis cacian seperti "lo terlalu jelek buat maenin nih komputer" di comment
8. lalu klik ok

oh ya, ketika perintah selesai, I.P. komputer anda akan ada di pesang yang anda berikan :p
READ MORE - Cara Mematikan Komputer Orang Lain Lewat LAN (Local Area Network)

What is sleep but the image of death?

Apa yang tidur tapi citra dari kematian?
– Ovid, “Amorum”
***

Mayet duduk pada kursi besar dan melihat keluar jendela. Tirainya tertutup, jadi tak ada yang bisa dilihat, tetapi dia tetap melihatnya. Ia bisa mendengar mereka berbicara di ruangan sebelah. Mereka membiarkan pintunya terbuka, jadi mereka pasti ingin ia untuk mendengarkannya. “Dia tak tidur,” Kata ibu Mayet. “Tidak lebih dari beberapa jam, dan itupun jika aku berada kamar dengannya. Minggu lalu aku pergi sebentar untuk membuat the dan ketika ia bangun dan tersadar kalau aku tidak ada dia mulai menjerit. Aku tak pernah mendengar seseorang menjerit seperti itu.”

Dokter membersihkan tenggorokannya. “Berapa lama hal itu terjadi?”

“Seminggu lebih.”

“Pernahkah dokter keluargamu menemuinya?”

“Pernah. Dia juga memberi resep, tetapi dia tak mau menerimanya. Karena itu dia mengatakan pada kami untuk memanggil anda. Bisakah anda menolong?”

“Kita tak tahu hingga aku bicara dengannya. Aku akan memperkenalkan diriku padanya.”

“Haruskah aku menemani?”

“Lebih baik jika tidak. Tapi kau bisa mendengarkan.”

“Apa anda yakin…”

“Ini yang selalu kulakukan, Ny. Bautista. Biarkan aku bekerja.”

Mayet mendengar langkah kaki di atas karpet. Ia merasakan, tanpa berbalik, keberadaan dokter dibelakangnya, dan ibunya melambai di arah pintu. Ia tak berkata apapun. Dokter duduk di lantai sebelah kursinya. “Hello Mayet,” katanya.

Mayet mengangkat tangan seperti memberi hormat.

“Senang bertemu denganmu. Aku sudah berbicara dengan ibumu dan beberapa temanmu; banyak orang khawatir denganmu. Mereka piker aku bisa membantu. Jika kita berbicara sejenak kita bisa melihat jika mereka benar.”

Mayet menggerakan jari-jarinya dengan gelisah; mereka terasa basah dan geli. Suatu hal yang terjadi kapanpun ia hendak melalui jam tidak tidurnya selama tiga hari. Ia menjilat bibirnya sebelum berbicara: “apakah anda psikiater?”

“Tidak. Tak ada jabatan khusus untuk pekerjaan yang kulakukan. Kau bisa memanggilku semacam penasihat. Aku bekerja untuk para remaja yang menolak pengobatan konvensional untuk masalah mereka.”

“Anda disini untuk membuatku meminum obat pil.”

“Aku disini untuk mengetahui apa yang mengganggumu, dan berharap untuk menemukan jalan untuk bisa memperbaikinya. Aku disini bukan untuk membuatmu melakukan apa yang tak ingin kau lakukan. Jadi, bisakah kita bicara sejenak?”

Mayet mengangkat bahu.

“Kenapa kau tak cerita tentang kenapa kau takut untuk tidur?”

“Aku tak takut tidur. Aku ingin tidur. Itu semua yang bisa kupikirkan.”

“Itu bagus.”

“Aku takut untuk terbangun.”

“Maaf?”

“Karena pria yang melihatku.”

“…pria apa?”

Mayet menggoyangkan kepalanya. Cahaya yang datang dari tirai membuat matanya sakit, meski tak begitu terang. “Dia bukan manusia, sungguh. Dia tak seperti seorang pria. Dia terlihat seperti…hewan mati. Dan ia datang ke dalam kamarku dan melihatku tidur, kecuali jika ada orang lain disini.”

“Oh begitu. Dan apa yang membuatmu berpikir seperti itu?”

Mayet berbalik melihat dokter untuk pertama kalinya, untuk memberinya tatapan menjijikkan. “Karena aku bangun dan menemukannya disini. Dan karena aku bukan satu-satunya. Teman-temanku…dia mendapatkan mereka semua.”

Dokter mengkerutkan keningnya. “Ceritakan padaku” katanya.

Mayet mengangkat bahu dan berbalik lagi. “Aku sudah member tahu semuanya. Mungkin aku bisa memberitahumu juga; itu tak akan membuat perbedaan lain.” Dia menghela nafas. ”Dimulai dengan Brianne.”

“Ibumu memberitahuku. Dia adalah teman baikmu.”

“Tak juga. Tidak untuk beberapa saat. Tapi kami masih mengobrol. Dia adalah orang pertama yang memberitahuku tentang hal itu. Sejenis cerita hantu, kau tahu? Dia membacanya di internet. Tentang…sesuatu, yang datang ke dalam rumah orang.”

“Dan melakukan apa?”

“Tak ada, sungguh. Hanya melihatmu. Orang akan bangun dan melihatnya disana.”

“Lalu apa?”

“Ceritanya tak bilang apapun. Terkadang ia menyakiti seseorang, tetapi dilain waktu ia hanya melihat. Tetapi mereka bilang itu adalah bagian terburuknya. Yaitu ketika kau terbangun dan menemukannya disana, dan kau tahu bahwa ia telah menatapmu sepanjang waktu, kau tak akan pernah merasa sama.”

“Kedengarannya mengerikan. Tetapi orang-orang selalu mengatakan cerita seperti itu.”

“Itu apa yang kubilang. Brianne ketakutan tentang hal itu; ia membicarakan tentang hal itu hamper setiap saat selama berminggu-minggu sampai kami menyuruhnya untuk menutup mulutnya tentang hal itu. Cerita itu benar-benar membuatnya takut, kau tahu?”

“Siapa yang kamu maksud dengan ‘kami’?”

“Aku dan Jan.”

“Jan. Ibumu memberitahukanku tentangnya juga.”

“Aku tahu dia pasti memberitahumu. Anyway, Brianne selalu bicara tentang cerita itu untuk beberapa saat, dan kemudian tak lagi. Atau kami berpikir seperti itu. Kemudian dia melewatkan beberapa hari di sekolah, dan ketika kami melihatnya lagi ia terlihat mengerikan. Kami pikir ia sedang sakit, tetapi ia bilang tidak, ia hanya tak pernah tidur. Karena ia bilang ia melihatnya.”

“Melihatnya? Maksudmu makhluk dari cerita itu?

“Yah. Ia bilang ia terbangun dan menemukannya duduk diatas ranjangnya, seperti yang orang-orang bilang. Ia bilang ia menjerit dan makhluk itu merangkak pergi, dan orang tuanya terbangun dan polisi datang, dan tak ada sesuatu disana. Tetapi kemudian malam berikutnya, ketika ia terbangun…”

“Ia berada disana lagi.”

Mayet mengangguk.

“Apa kau percaya Brianne?”

“Tidak. Itu cerita yang bodoh, dan faktanya bahwa ia membicarakan hal itu untuk waktu yang lama sebelum hal itu terjadi? Kami pikir ia hanya ingin mencari perhatian.”

“Hmm. Ibumu bilang ia pikir Brianne sedang dalam obat-obatan. Apakah karena itu kalian berdua bukan teman baik lagi?”
Mayet menggigit bibirnya.

“Oh. Apa kau memberitahu orang lain tentang hal ini?

“Tak perlu. Brianne memberi tahu semuanya. Ia bilang ia memerlukan seseorang untuk menolongnya, tetapi ia tak tahu siapa, atau bagaimana. Seluruh sekolah berpikir dia sudah kehilangan pikirannya. Ia membolos, bertengkar dengan orang tuanya, begadang hingga empat sampai lima hari. Bukan karena ia takut untuk tidur, tetapi ia takut untuk terbangun.”

“Apa yang kau rasakan tetang hal ini?”

“Sangat memalukan. Memang bagaimana lagi yang kurasakan?”

“Dan berapa lama hal itu berlangsung?”

“Sebulan? Mungkin sedikit lebih lama, Aku tak bisa mengingatnya. Akhirnya Brianne tak menceritakannya kepada siapapun. Ia menyerah.”

“Kau ingat saat terakhir kali bicara dengannya?”

“Orang tuanya menyuruhku untuk bicara dengannya. Untuk membantu mereka membuatnya datang menemui mereka. Aku tak ingin melakukannya, tetapi mereka sangat sedih aku tak bisa berkata tidak, jadi aku pergi ke kamarnya. Ia duduk di sebelah jendela, menatap hampa. Ia Nampak kurus dan pucat, seperti boneka kain. Aku duduk disebelahnya dan berkata padanya untuk mencari bantuan. Aku memohon padanya.”

“Apa yang ia bilang?”

“Ia bilang padaku…” Mayet berhenti, tersentak, kemudian melanjutkan. “Ia bilang sudah terlambat. Ia terus bicara sesuatu seperti…’Karena matanya. Ketika aku bangun dan menatap kedalam kedua matanya, aku mengetahui sesuatu.’ Dan aku bertanya padanya, ‘Sesuatu apa?’ Dan ia berkata, ‘Sesuatu yang mengerikan.’ Dan kemudian ia terdiam. Ia menangis padaku. Aku memeluknya dan kami menangis untuk waktu yang lama.”

“Kalian berdua pasti sangat dekat sebelum semua ini.”
Mayet tak berkata apapun. Dokter terdiam sesaat untuk menghargai momen itu sebelum melanjutkan.

“Lalu apa yang terjadi setelah itu?”

“Sesuatu menjadi sedikit lebih baik. Orang tuanya berpikir aku benar-benar membantunya. Aku lega.”

“Dan kemudian?”

Mayet berpaling. “Ia menyelinap ke dalam salah satu ruangan loker setelah sekolah. Mereka menemukannya…tergantung dengan kepala shower.”

Dokter menggenggam tangan Mayet.

“Kami pikir itu adalah akhirnya, kau tahu? Tapi kemudian Jan memulainya lagi.”

“Jan adalah pacarmu?”

Mayet menggoyangkan kepalanya.

“Ibumu bilang dia pacarmu. Ia bilang dia adalah hal lain yang datang diantara dirimu dan Brianne. Bahwa kalian bertengkar karenanya.”

“Ibuku berbicara banyak hal.”

“Baiklah. Apa yang terjadi dengan Jan?”

“Ia menjadi takut akan hal itu setelah Brianne meninggal. Semuanya juga, tetapi dia yang paling parah menanggapinya. Aku meluangkan banyak waktuku di rumahnya; orang tuanya tak pernah ada, dan aku tak ingin ia sendirian.”

“Apakah dia minum?”

“Ibu memang tak pernah diam, benar kan?” Mayet bergumam. “Yah, dia minum. Lalu apa? Siapa yang tidak? Bagian itu yang membuatku khawatir.”

“…dia mulai melihatnya juga, bukan?”

Mayet mengangguk. Kemudian ia mulai menangis. Ia menutupi wajahnya pada sandaran kursi, jadi suaranya sedikit bisa di dengar. “Dia datang padaku setelah pagi pertama. Dia nampak hancur. Dia bilang padaku, ‘Itu semua benar. Kita seharusnya percaya padanya.’ Dia merasa bersalah, kau tahu? Seperti kami membuatnya terjadi karena tak mempercayainya.”

“Karena itu dia pikir makhluk itu datang padanya? Sebagai hal seperti hukuman?”

Mayet menatap tangannya untuk beberapa saat. “Dia tak bilang begitu. Tetapi sepertinya begitu.”

“Apa kau memberitahu seseorang bahwa Jan sedang ada masalah itu?”

“Seorang guru. Aku tak ingin, sebenarnya, tapi aku takut ia melakukan hal yang sama seperti Brianne.”

“Apa dia melakukannya?”

“Tidak. Aku tak berpikir seperti itu. Dia hanya menghilang.”

“Menghilang?”

“Dia pergi. Setelah seminggu ia tak bisa menerimanya lagi, dan dia mengirimkanku sebuah email tentang tempat dimana dia pergi. Dia bilang dia tak berpikir dia bisa pergi menjauh dari apalah itu, tapi dia harus mencobanya. Dan dia bilang…” Mayet berhenti bicara. Di pojok ruangan, jam tua berdetik selama satu menit. Ibu Mayet menangis diam-diam di arah pintu. Akhirnya, tanpa dorongan, ia melanjutkan. “Dia bilang dia takut karenaku. Takut…bahwa ia akan datang padaku selanjutnya.”

Ekspresi Dokter nampak hampa. Dia mengetuk-ngetukkan jarinya pada karpet, setara dengan detak jam. “Dan itu terjadi?”

Mayet bergeser di kursinya. “Untuk beberapa saat, aku akan mendapat email dari Jan. Tak begitu lama, hanya bilang padaku dia baik-baik saja, bahwa dia tetap berpindah. Kemudian suatu hari berhenti. Aku tak pernah mendapatkan satupun email lebih dari satu bulan sekarang.”

“Apa yang kau pikir itu artinya?”

“Aku tak tahu. Tapi aku berpikir bahwa ia mengikutinya. Dan bahwa apapun itu yang sedang terjadi padanya, tak lagi terjadi. Karena di waktu yang sama ia berhenti menulis…” suaranya pecah, “adalah saat pertama aku melihatnya.”

Dia berbalik dan melihat Dokter secara penuh pada wajahnya untuk pertama kalinya. Matanya nampak merah; karena menangis, dan karena tak pernah tidur.

“Tepat jam tiga di pagi hari, dan aku tak tahu apa yang membuatku terbangun, tetapi ia duduk disana, tepat disamping dimana anda berada.”

Dia berbalik dan melihat Dokter secara penuh pada wajahnya untuk pertama kalinya. Matanya nampak merah; karena menangis, dan karena tak pernah tidur.

“Tepat jam tiga di pagi hari, dan aku tak tahu apa yang membuatku terbangun, tetapi ia duduk disana, tepat disamping dimana anda berada.”

“Disini? Bukan di ranjang?”

“Tidak saat itu. Belum. Ia telanjang, dan bergerak mundur dan maju. Ia nampak seperti ia terluka atau sejenisnya. Ia begitu pucat, seperti salah satu ikan buta yang hidup di goa. Dan ada sesuatu yang salah dengan cara tangan dan kakinya dan lehernya saat bergerak.”

“Apa kau melihat wajahnya?”

“Tidak di malam pertama. Malam pertama ia hanya merangkak pergi. Dan aku duduk disana di ranjang, memeluk selimutku, dan menangis dan menangis. Aku menangis karena aku tak mempercayainya, dan sekarang aku melihatnya, dan aku tak tahu apa itu artinya.”

“Apa kau memberitahu seseorang?”

“Tidak. Aku tahu apa yang akan mereka pikir. Karena itu juga yang kupikirkan dulu, kau tau? Awalnya aku hanya berharap bahwa ia akan pergi.”

“Tetapi tidak?”

“Tidak. Aku terbangun pada malam kedua dan ia berdiri tepat disebelah ranjangku. Terlihat punggungnya, tetapi ia berdiri tepat disampingku. Dan malam selanjutnya akhirnya aku menatap wajahnya. Dan Brianne benar: Kedua matanya adalah yang terburuk. Sekali kau melihat matanya…oh God, sesuatu yang kulihat…”

Ibu Mayet menangis keras, dan kemudian ia berjalan menjauh, menangis. Tak seorangpun maupun Dokter atau Mayet yang melihatnya pergi.

“Setelah itu aku tahu tak ada jalan keluar. Brianne mencoba untuk meminta bantuan dan Jan mencoba untuk berlari menjauh, dan tak ada satupun yang berhasil. Jadi hal satu-satunya yang dapat kupikir untuk kulakukan adalah untuk tidak tidur.”

“Karena ia hanya datang ketika kau tertidur.”

“Yah. Jadi jika aku tak pernah tidur, aku tak akan pernah melihatnya lagi.”

“Tapi kau tak bisa terus terjaga selamanya.”

“Aku tahu. Itu bukan rencana yang bagus, tapi cara aku membayangkannya, seperti mati rasanya: kau tahu hal itu akan terjadi suatu hari, tapi kau hanya mencoba untuk bertahan selama yang kau bisa. Suatu hari aku akan jatuh tertidur lagi dan tak akan ada seseorang disekitarku dan kemudian aku akan terbangun dan ia akan berada disana. Meski jika aku pergi di rumah sakit atau sejenisnya, kupikir ia masih akan menemukanku, dan ia menunggu waktu ketika tak ada seorangpun disana. Kau pasti sendirian suatu waktu, benarkan? Aku tak bisa menghentikannya. Tapi aku bisa menundanya selama yang aku bisa. Hanya itu yang bisa kulakukan, benarkan?”

Dokter tak bicara sepatah katapun.

“Jadi karena itu aku tak ingin meminum pil. Dan aku tak ingin pergi tidur sendirian. Itu hanya akan membuatku menyerah. Dan aku tak ingin menyerah.”

“Karena kau berhutang pada Jan dan Brianne untuk tak menyerah.”
Mayet mengangkat pundak. Dokter terdiam untuk beberapa saat. Kemudian ia berdiri, menepis celana panjangnya, dan mengambil sesuatu dari tasnya: sebotol pil, dan botol kecil air putih.

“Mayet, kau sudah melalui banyak hal. Lebih dari siapapun pada umurmu. Kau membutuhkan bantuan lebih dari apa yang bisa kuberikan padamu. Meski ibumu tak dapat membantumu melalui semua ini sendiri. Tapi kita berdua ingin membantumu. Apa kau percaya akan hal itu?”

Awalnya tak terlihat bahwa Mayet hendak menjawab, tapi kemudian ia mengangguk.

“Langkah pertama, kupikir, tergantung padamu. Pil ini adalah untuk perlawanan. Ibumu memiliki resep dari doktermu untuk sesuatu yang keras, jika kau membutuhkannya. Kau tak perlu menerimanya, tapi aku ingin kau untuk berpikir tentang sesuatu: secepatnya kau tertidur, dan secepatnya juga kau terbangun lagi, secepatnya kau akan melihat bahwa tak ada yang perlu untuk ditakutkan. Bahwa makhluk di malam hari itu tak nyata.”

“Kemudian mengapa aku melihatnya?”

“Ada beberapa alas an kenapa kita bisa melihat sesuatu yang tak pernah ada. Terutama ketika kita menginginkannya. Ketakutan bisa melakukannya; demikian juga kesedihan, dan rasa bersalah. Tapi kupikir, jauh di lubuk hati, kau tahu bahwa ia tak nyata, dan sekarang kita sudah bicara di bagian bahwa kau telah mengakui hal itu. Aku berpikir bahwa sat selanjutnya kau terbangun, kau akan melihatnya sendiri. Dan itu akan menjadi langkah pertama untuk mengambil hidupmu kembali.”

Dokter berjalan menjauh. Dia meninggalkan pil itu di atas tangan kursi.

“Semua tergantung padamu. Aku pikir bahwa, dengan bantuan ibu dan doktermu, kau akan bisa melalui ini semua tak peduli apa. Tapi aku juga berpikir secepat kau memulai, akan terasa mudah untukmu. Pikirlah tentang pagi selanjutnya, Mayet. Pikir tentang betapa indahnya nanti. Aku ingin kau melakukannya untukku. Dan untukmu.”

Kemudian dia pergi. Mayet sendirian. Tak ada cahaya sedikitpun yang datang melalui tirai. Kamarnya mulai gelap. Dia berbalik arah, menatap pada botol oranye kecil dan air putih. Bagian belakang tenggorokannya terasa sakit.

Dan dia mendengarkan sangat, sangat hati-hati, untuk apa yang ia tahu berada disana: suara gerakan cepat yang pucat, daging tak berbulu meluncur sepanjang tanah, dan lembut, dentuman nyaris tak terlihat anggota tubuh cacat bergesekan satu sama lain. Apakah ia di sini, bahkan sekarang? Ia berada di dalam ruangan, tersembunyi, selama ini, bahkan saat dia terjaga? Terkadang dia pikir begitu. Ia bahkan bisa tepat di belakang kursinya, berdiri di dekatnya, mengamatinya, siap meluncur pergi atau meleleh melalui dinding saat orang lain datang tapi selalu, selalu berada disana.
Mayet merasa kedinginan. Dia meringkuk menjadi bola, gemetar, mengenggam rambutnya. Dokter itu salah. Jauh di dalam hatinya, dia tahu bahwa The Rake itu nyata. Dan lain kali dia melihatnya, akan lebih buruk dari kematian.

Dia terbaring di tempat tidurnya, melihat bayangan merangkak di langit-langit. Dia meremas pil di satu tangan, botol air di tangan yang lain. Dia mengguncang keduanya ke dalam mulutnya, meringis saat ia menelan, dia selalu membenci minum pil. Kemudian dia mengambil dua lagi. Dan dua lagi. Dia terus menelan mereka sampai tidak ada lagi, mencuci mereka turun dengan air tawar dari botol plastik. Dia ingin keluar, tapi dia tidak ingin melakukannya seperti Brianne, dia hanya ingin tidur. Untuk tertidur dan tidak pernah bangun tampaknya satu-satunya cara untuk memenangkan; satu-satunya cara untuk menipu dia, entah bagaimana.

Dia sudah merasa mengantuk. Dia teringat ibunya dan rasa bersalah pergi melaluinya, tapi sudah terlambat sekarang. Bayang-bayang di langit-langit menelan kamarnya, dan penglihatan di tepi matanya kabur. Sesaat dia merasa melihat sesuatu, siluet cacat membungkuk di atasnya, dengan dingin, tangan basahnya meraih wajahnya...

Tapi kemudian menghilang, dan dia tertidur.

***

Dokter duduk di meja dapur, secangkir teh digenggamnya. Ibu Mayet yang duduk di hadapannya, meminum secangkir teh miliknya. Matanya telah kering. "Terima kasih," katanya.

"Aku senang untuk membantu," kata dokter. "Aku pikir dia akan meminumnya. Kita tak bisa mengatakan dengan pasti, tentu saja, tapi kupikir dia akan melakukannya. Yang penting adalah bahwa itu keputusannya."

"Aku kira," kata ibu Mayet. Dia menoleh saat mendengar sesuatu yang bergerak di aula, tapi tak ada apapun disana. Dia menggigil tanpa tahu mengapa. "Aku benar-benar tak merasa yakin tentang hal itu, meski begitu. Aku benci mencoba untuk menidurkannya dengan pil. Aku tidak pernah menyukai hal-hal seperti itu."

"Yah, tidak perlu merasa bersalah tentang hal itu," kata dokter, seraya menenggak tehnya dalam satu tegukan.

"Kenapa begitu?" Kata ibu Mayet. Ada suara itu lagi, seperti sesuatu yang meraba-raba pintu, tapi masih tak ada apa pun disana.

Dokter menyeringai. "Ny. Bautista, tidak ada apapun dalam pil. Mereka hanya plasebo...

Mayet akan bangun di pagi hari, tepat saat hujan."
READ MORE - What is sleep but the image of death?

Misteri Begu Ganjang Hantu Pencabut Nyawa

Makhluk mistis satu ini hanya dikenal di daerah yang didiami etnis Batak Toba, terutama di Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara. Namanya begu ganjang yang berarti hantu panjang. Sebagian masyarakat Batak masih percaya adanya begu ganjang. Keberadaannya kerap menjadi kambing hitam jika ada fenomena yang dianggap aneh, seperti warga jatuh sakit atau meninggal secara mencurigakan. Ritual yang digelar puluhan warga Desa Lobu Pining, Pahae Julu, Taput, Kamis (30/8), menjadi salah satu bukti bahwa begu ganjang masih merupakan momok menakutkan di kawasan itu. Mereka mendatangkan dukun dari dari Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan, yang akan memimpin ritual untuk membersihkan desa mereka dari ilmu hitam, termasuk begu ganjang. Acara ini bahkan dihadiri anggota DPRD Taput, Jasa Sitompul, dan Kapolsek Pahae Julu Iptu SB Simamora.

Sebagian masyarakat awam yang mempercayai adanya begu ganjang mengisahkan sosoknya sebagai makhluk tinggi. Semakin dilihat semakin tinggi dan dapat mencekik orang yang melihatnya. Ada yang menyebut begu ganjang sebagai sosok berambut panjang dan suka berdiam di pucuk-pucuk pohon yang tinggi. Namun sahabat anehdidunia.com, banyak pula yang percaya begu ganjang semacam ilmu santet. Meski banyak yang percaya keberadaannya, merdeka.com belum berhasil menemukan satu orang pun yang benar-benar pernah melihat begu ganjang. "Aku tak pernah melihat. Sejauh ini masih katanya," ujar R Situmeang, warga Lubuk Pakam. Begu ganjang disebut-sebut sebagai roh yang dipelihara dan dikendalikan untuk tujuan pemiliknya. Namun, sang pemelihara harus memberikan tumbal.

Yang percaya menyatakan bahwa tujuan pemeliharaan begu ganjang semula untuk menjaga sawah dan harta dari pencuri. Belakangan, si empunya disebut menggunakan peliharaannya ini untuk membunuh orang lain. Pada bagian ini, begu ganjang lebih mirip santet. Jika terjadi hal-hal yang dianggap aneh di satu desa, semisal beruntunnya warga meninggal atau sakit di satu wilayah, begu ganjang pun kerap menjadi 'tersangka'. Isu kemudian beredar dan provokasi pun terjadi. Mereka yang dituduh sebagai pemelihara sang hantu pun menjadi korban. Berulang kali terjadi penghakiman kejam hanya didasarkan pada asumsi mayoritas warga.

Pada 15 Mei 2010, tiga warga Dusun Buntu Raja Desa Sitanggor, Kecamatan Muara, Tapanuli Utara, yaitu Gibson Simaremare, istrinya Riama br Rajaguguk (65), dan anaknya Lauren Simaremare (35), tewas dibakar hidup-hidup setelah dituding sebagai pemelihara begu ganjang. Sementara itu, Tiur br Nainggolan yang merupakan istri Lauren Simaremare, kritis ditikam. Polisi kemudian menetapkan 55 warga setempat sebagai tersangka dalam aksi penganiayaan ini.

Selain itu masih banyak kejadian lain akibat isu begu ganjang. Tertuduhnya dianiaya, diusir dari kampung, dan rumahnya dirusak atau dibakar. Yang teranyar, Rabu (11/7), tiga warga Desa Aek Raja, Kecamatan Parmonangan, Taput, yaitu Fernando Manalu (53), Delima br Simanjuntak (50), dan Mikael Manalu (47) dianiaya karena diduga memelihara begu ganjang. Mereka dipukuli hingga babak belur. Rumahnya juga dirusak. Isu begu ganjang ini muncul setelah meninggalnya seorang warga dinilai janggal. Meski aksi kekerasan masih sering terjadi karena isu mistis ini, namun keberadaan begu ganjang sendiri belum bisa dibuktikan.
READ MORE - Misteri Begu Ganjang Hantu Pencabut Nyawa

30 Tentara "Hantu" Garuda, Kalahkan 3.000 Gerilyawan Kongo

30 Tentara "Hantu" Garuda, Kalahkan 3.000 Gerilyawan Kongo


Kiprah Pasukan Garuda menuai prestasi. 167 Prajurit TNI di Haiti yang tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXII-B/MINUSTAH (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haiti) menerima penghargaan Medali PBB.

Pasukan perdamaian dari Indonesia selalu bisa diterima dengan baik di negara penugasan. Sejak Kontingen Garuda I bertugas di Mesir tahun 1957, sejak itulah pasukan baret biru di bawah PBB ini mengharumkan nama bangsa.

Ada cerita menarik soal Pasukan Garuda. 30 Pasukan Garuda berhasil membekuk 3.000 gerilyawan di Kongo berbekal akal bulus dan kecerdikan.


Ceritanya, Desember 1962 di Kongo sedang bergolak. Kontingen Garuda III (Konga III) di bawah pimpinan Kolonel Kemal Idris berangkat sebagai pasukan perdamaian di bawah UNOC (United Nations Operation in the Congo).

Saat itu kelompok milisi di bawah pimpinan Moises Tsommbe ingin lepas dari pemerintah Republik Demokratik Kongo pimpinan Presiden Kasavubu. Rakyat sipil pun segera menjadi korban pertikaian antar milisi dan tentara pemerintah.

Pasukan Garuda III segera dikenal karena keluwesannya bergaul. Banyak Singkong di Kongo, pasukan TNI pun mengajarkan bagaimana cara mengolah masakan Indonesia, membuat kue, serta menyayur daun singkong sehingga enak dimakan. Selama ini rakyat Kongo hanya mengolah singkong menjadi tepung yang rasanya tidak enak.


Suatu hari, terjadi serangan yang dilakukan 2.000 gerilyawan Kongo ke markas Pasukan Garuda. Saat itu markas hanya dipertahankan 300 tentara. Setelah baku tembak berjam-jam, gerilyawan dapat dipukul mundur. Untungnya tak ada korban di pihak Indonesia.

Serangan balasan pun segera dirancang untuk menangkap para pemberontak. Letjen Kemal Idris menceritakan hal ini dalam buku biografi, Kemal Idris, bertarung dalam revolusi terbitas Sinar Harapan.

"Kami melakukan penyerangan di malam hari dengan kapal yang digelapkan di atas danau Tanganyika, tidak berapa jauh dari daerah Albertville. Pasukan kami yang berkekuatan 30 orang menyamar sebagai hantu," beber Kemal Idris.

Kemal tahu 3.000 pemberontak itu sangat percaya takhayul. Mereka takut pada hantu spritesses yang digambarkan berwarna putih dan melayang-layang di waktu malam. Maka 30 anggota pasukan garuda itu berpakaian jubah putih dan segera menyerang.

"Melihat sosok-sosok putih bergerak-gerak, semangat mereka hilang sama sekali dan segera menyerah," kata Kemal.

Dalam operasi kilat itu, ribuan gerilyawan Kongo ditangkap. Senjata-senjata mereka yang ternyata lumayan canggih disita. Dalam peristiwa itu hanya seorang prajurit TNI yang cidera. Salah seorang gerilyawan yang panik saat digerebek, melemparkan ayam yang tengah dibakarnya pada tentara kita.

Quote:
"Sejak itu, anggota Garuda III di kenal oleh orang-orang Kongo dengan julukan Les Spiritesses, pasukan yang berperang dengan cara yang tidak biasa dilakukan orang," kata Kemal bangga.
Letnan Jenderal Kadebe Ngeso dari Ethopia mengaku bangga atas keberhasilan pasukan Indonesia menangkap 3.000 lainnya tanpa jatuh korban. Namun dia pun meminta ke depan cara-cara unik seperti itu tidak dilakukan. Karena risiko terlalu besar dan sangat membahayakan.
READ MORE - 30 Tentara "Hantu" Garuda, Kalahkan 3.000 Gerilyawan Kongo

45 Fakta Perang Dunia Ninja ke-4 "NARUTO"


Fakta Perang Dunia Ninja Ke-4
Perang dunia ninja ke empat telah di mulai sejak chapter 515 (vol. 55) perang ini melibatkan aliansi negara ninja Melawan pasukan edo tensei dan zetsu. Dari perang dunia ninja yang ke-4 ini ada beberapa fakta yang mungkin sobat belum tahu, ini dia sob 45 fakta perang dunia ninja ke-4:

1. Tobi bukan madara,karena madara dihidupkan kabuto dimedan perang dengan edo tensei.

2. Tsunade mewarisi teknik penyembuhan tanpa segel tangan dari kakeknnya hashirama senju.

3. Rinnegan adalah perubahan mata terakhir klan uchiha.seperti yang diperlihatkan madara.

4. Madara bisa mengaktifkan susanoo dengan mata rinnegan.dan uniknnya susanoo madara bisa melakukan segel tangan untuk mengaktifkan meteorite technique.dalam wujud sempurnanya madara berkata bahwa susanoo ini mempunyai kekuatan yang setara bijuu.

5. Kesembilan bijuu punya nama pemberian rikudo sennin.sebagai gelar dan kewibawaan para bijuu.

6. Menurut kabuto edo tensei tak punya kelemahan.namun ternyata itachi ET adalah kelemahan dari edo tensei itu sendiri.

7. Dahulu kala rikudo sennin bersahabat baik dengan para bijuu. Tapi setelah sekian lama rikudo wafat,para bijuu memutuskan bersahabat dan mempercayai naruto layaknya rikudo sennin.

8. Kekuatan kurama sangat dahsyat,bahkan ke 5 bijuu yg mengeroyoknnya tak mampu menandinginya tapi tobi berkata bahwa ia mengetahui batas kekuatan kyuubi.

9. Bijuu mode naruto belum sempurna, karena baru dipakai sekali dan cuma bertahan 5 menit.

10. Chouji adalah shinobi klan akimichi pertama yang mampu mengeluarkan teknik pembakar kalori tanpa pil.

11. Madara tak mempercayai cinta dan lebih mengagungkan kekuatan. Sifat yang sama seperti anak pertama Rikudo.

12. Karin berasal dari klan Uzumaki.

13. Juugo mempunyai energi alam jahat yang berasal dari gua naga, sehingga ia sering mengamuk.

14. Perfect form susanoo madara mirip raja tengu dalam legenda dijepang.

15. Tubuh asli zetsu putih telah dibunuh sasuke.

16. Madara mengenal nagato dan itu jadi pertanyaan besar mengingat nagato hidup
     jauh setelah madara dikatakan mati (kalaupun hidup mereka punya perbedaan umur yang jauh)

17. Oonoki dijuluki timbangan karena mampu meringankan dan menambah berat beban benda/seseorang.

18. Madara pernah bertarung dengan muu dan onoki, tapi madara membiarkan mereka lolos.

19. Kabuto mengatakan,bahwa sebagian kekuatan hashirama senju ada dalam madara ET (Edo Tensei)

20. Sandaime Raikage adalah satu-satunya shinobi yang bertarung satu lawan satu melawan bijuu (hachibi) dan memotong seluruh ekor hachibi, kemudian mereka pun sama sama terjatuh setela pertarungan. Tubuh raikage dikatakan terkuat bahkan rasenshuriken tak membuat tubuhnya lecet sekalipun, karena tubuhnya inilah sehingga dia dijuluki sebagai "tameng terkuat".

21. Nagato dan itachi edo tensei mempunyai mata yang sama seperti sebelum mereka mati padahal mata nagato diambil tobi, mata itachi diambil sasuke dan ini membuktikan bahwa teknik edo tensei membangkitkan seseorang yang mati "DALAM KONDISI TUBUH YANG SAMA SEPERTI SEBELUM IA MATI".

22. Bunshin naruto dapat berubah ke mode sage maupun mode bijuu, walaupun naruto asli dan bunshinnya masuk kedalam mode yang berbeda dalam waktu yang sama.

23. EMS (Eternal Mangekyou Sharingan/Mangekyou Sharingan Abadi) sasuke dapat melihat dalam kegelapan, terbukti ketika dia membunuh zetsu putih yang asli walau matanya masih ditutup perban.

24. Sasuke adalah shinobi satu-satunya yang mampu membuat variasi teknik dari
Amaterasu. seperti enton magatama (magatama yang berlapis amaterasu).

25. Diketahui hanya kuchiyose ohamaguri (kerang raksasa) mizukage ke 2 saja yang mampu membuat ilusi skala besar fatamorgana yang membingungkan seluruh pasukan divisi 4.

26. Mizukage ke 2 berasal dari klan houzuki dan seperti yang dikatakan onoki bahwa mizukage ke 2 mempunyai teknik yang kuat bahkan muu pun tak mampu berbuat banyak menghadapinya. Yaitu "joki boi: mugen bakuha ninjutsu (ledakkan tak terbatas mizukage ke-2)".

27. Nagato dapat menggunakan semua kekuatan pain rikudou (tendou,chikushodou,shuradou,gakidou,ningendou,jigokudou).

28. Deidara adalah satu-satunya shinobi edo tensei yang berterima kasih kepada kabuto secara langsung karena telah menghidupkannya kembali dengan edo tensei.

29. Jumlah pasukan akatsuki 100.000 zetsu putih (tidak termasuk jumlah pasukan Edo Tensei kabuto) sedangkan aliansi 80.000 ninja gabungan dari 5 negara besar shinobi.

30. Tidak seperti mata sharingan setelah menggunakan ìzanagi (buta, dan menutup selamanya), itachi edo tensei setelah menggunakan ìzanami ke kabuto sebelah mata kirinya jadi buta tapi tidak menutup.

31. Kotoamatsukami shisui butuh waktu jeda 10 tahun agar bisa digunakan lagi (lama banget ya, tapi wajar genjutsu terkuat), tapi waktu bisa dipercepat dengan mempunyai sel hashirama senju seperti danzo.

32. Madara edo tensei kini benar benar sempurna, punya tubuh edo tensei (otomatis bisa beregenerasi, chakra tak terbatas, tak lagi dikendalikan) siapakah dan bagaimana dia dikalahkan? (menuru ane jelas pasukan aliansi yang main kroyokan, wkwkwk)

33. Orochimaru dibangkitkan lagi oleh sasuke dengan kauja hounin (kebalikan dari fuja hounin) disegel kutukan anko.

34. Orochimaru tetap hidup dalam orang-orang yang telah ia beri segel kutukan (tapi orochimaru dalam segel kutukan sasuke sudah keluar dan disegel oleh totsuka itachi saat sasuke vs itachi)

35. Dalam pertarungan tobi vs naruto, bee, kakashi dan guy. Kakashi menggunakan kamui lebih dari 2x dan dia tidak mengalami kehabisan chakra yang parah (biasanya kan kakashi pertama ketika menggunakan kamui efeknya kehabisan chakra, tubuhnya melemas). dan penggunaan ke-3 dia akan tewas.

36. Dichapter 596 tobi menggunakan teknik api (mungkin juga berasal dari klan uchiha karena namanya 'uchiha kaenjin') untuk melindungi gedo mazo.

37. Tobi menggunakan teknik dari RINNEGAN, "OUTER PATH: CHAKRA CHAINS-rantai
chakra"yang digunakan untuk menarik pain jinchuriki ke gedo mazo.

38. Kecepatan naruto yang melebihi raikage-4 belum cukup untuk menyentuh tobi (tobi bisa diluka dengan rasengan naruto, itupun dengan bantuan kakashi.

39. Mangekyou Sharingan Tobi dan Kakashi adalah sama (Milik Uchiha Obito) !

40. Tubuh muu dapat membelah diri jadi 2 bagian tetapi efeknya muu tak dapat menggunakan jinton.

41. Tobi adalah Obito Uchiha. Dia selamat dari reruntuhan batu yang menimpa setengah tubuhnya dan diselamatkan oleh Madara Uchiha.

42. Obito ingin membalas budi kebaikan Madara. Dengan mewujudkan rencana mata bulannya.

43. Ditambah dengan Kematian Rin , Obito semakin yakin dengan rencana tersebut.

44. Kamui Kakashi dapat mengimbangi Jikukan Ido milik Obito. Bisa dikatakan hanya Kakashi yang dapat mengalahkan Obito.

45. Kakashi sampai saat ini sudah menggunakan 6x Kamui.

READ MORE - 45 Fakta Perang Dunia Ninja ke-4 "NARUTO"

Cerpen Daun Kehidupan

Daun Kehidupan
            Sudah 4 bulan neneku sakit sekaratul maut. Aku tiba-tiba bertemu dengan kakek-kakek, aku itu mempunyai indra ke-enam, dan kakek itu dari alam gaib, jadi Cuma aku saja yang dapat melihatnya. Dan dia berkata bahwa neneku bisa sembuh, tapi harus memakan daun kehidupan. Dia juga berkata bahwa daun kehidupan itu hanya ada di dalam tanah, dan tiba-tiba dia menghilang. Nah dari situ aku berniat untuk mencari daun kehidupan, sebelum pergi, aku menceritakan semuanya kepada teman-temanku. Dan ternyata mereka ingin ikut denganku, keesokan harinya kami bersiap-siap untuk berangkat.
            Setelah berkumpul, kami kebingungan untuk pergi kemana, dan tiba-tiba kakek yang kemarin aku lihat datang lagi, dia berkata bahwa jalan untuk pergi kebawah tanah itu ada di antartika, kami sempat dibuat terkejut olehnya, tapi ternyata kesetiaan teman-temanku tidak membuat mereka mundur, karna kami mungkin bisa dibilang orang kaya, kamipun mengumlpulkan uang yang kami punya untuk pergi ke antartika, dengan menyewa sebuah helikopter.
            Setelah tiba di antartika, si kakek memberi tahu aku bahwa jalan menuju bawah tanah ada di balok es yang ditabrak oleh kapal titanic, dan ciri es nya itu berbentuk segitiga yang mengkilap, “kakek itu sepertinya sedang menuntun kami” pikirku karna selalu melihat kakek-kakek yang mengikuti kami. Sekian lama mencari, akhirnya kami menemukanya juga. Dan tiba-tiba aku terhisap kedalam bersama dengan teman-temanku karna menyentuhnya. Ternyata itu bukan sebuah jalan biasa yang aku kira, itu adalah sebuah portal yang jika ada sesuatu yang menyentuhnya akan berpindah ke tempat yang lain, seperti teleportasi. Dan kami berada di suatu tempat yang aneh, yang bahkan tidak bisa disebut sebagai bawah tanah. Selang beberapa lama melihat-melihat tempat yang aneh itu, kami bertemu 2 orang aneh, kami memang terkejut, karna tidak mungkin ada manusia di dunia yang aneh ini, tapi mereka menjelaskan bahwa mereka adalah penumpang sekaligus korban titanic yang selamat. Akhirnya kamipun bersama-sama untuk mencari daun kehidupan.
            Ada sesuatu yang aneh, aku tidak melihat kakek-kakek yang selalu mengikuti kami, ntah mungkin dia bersembunyi, atau dia memang tidak terhisap ke bawah tanah seperti kami. Tapi aku tidak terlalu memperdulikan itu, di perjalanan kami menemukan sebuah peta yang mungkin akan menuntun kami ke daun kehidupan, aku berpikir seperti itu karna ada sebuah gambar berbentuk daun yang indah. Akhirnya kamipun mengikuti peta itu, tapi anehnya kompas yang aku bawa, tidak dapat menunjukan mana utara dan mana selatan, jarum kompasku berputar terus dan tak mau berhenti. Tapi itu tak melarutkan semangat kami, dengan kepintaran salah satu temanku. Kami bergerak mangikuti rute yang ada di peta.
            Hingga akhirnya kami berada di suatu tempat, di peta digambarkan sebuah pola yang berbentuk segitiga, kami memang melihat sebuah batu berbentuk segitiga, tapi kami tidak tahu cara untuk membuka batu itu. Tiba tiba peta itu bercahaya dan memperlihatkan tulisan kuno yang berbahasa jawa, kami memang tidak mengerti karna kami bukan orang jawa, tapi itu tidak terlalu benar, salah satu temanku adalah keturunan jawa asli, dan dia paham sekali dengan bahasa jawa. Dan tulisan yang ada dipeta itu adalah “Di tengah keputus asaan, cahaya terakhir memberi harapan”. Kami tidak mengerti apa maksudnya. Akhirnya kami menunggu hingga sore hari, tapi tetap saja kami tidak menemukan apapun, putus asa, itulah yang kami rasakan, dengan perasaan kecewa, salah satu orang titanic membujuk kami untuk menyerah dan pulang, karna hari sudah semakin malam. Dengan perasaan kecewa aku pun mengikuti mereka, tapi keajaiban datang, tiba-tiba batu itu menghilang karena terkena cahaya bulan, dan mungkin itulah yang dimaksud cahaya terakhir, aku pun berteriak sambil memanggil teman-temanku dan 2 orang titanic itu, bahwa ada jalan. Dan dengan perasaan gembira, kamipun masuk ke dalam.
            Aku merasa bahwa daun kehidupan itu ada di dalam goa yang kami masuki, dan kami pun akhirnya menemukan sebuah pohon yang sangat indah. Dan tiba-tiba peta itu bercahaya kembali dan memperlihatkan tulisan kuno, sama seperti tadi, hanya saja bunyinya berbeda. “hati yang tulus, membawa kebahagiaan yang abadi, dan hati yang rakus membawa kesengsaraan abadi” kami memang tidak terlalu memikirkan itu, kami lebih mementingkan sebuah tulisan yang ada di dekat pohon yang kami sebut sebagai pohon kehidupan. Tulisan itu berbunyi “jika kau makan, kau akan abadi, tapi jika orang lain yang makan, maka ia akan lepas dari penderitaanya”. Tapi tiba-tiba salah satu orang titanic memakan daun itu, dan dia berkata bahwa daun itu sangat lezat, dibandingkan apapun. Dan dia membujuk kami untuk memakanya, tapi aku mencegah temanku dan salah satu orang titanic untuk tidak memakannya, dan aku langsung mendapat jawaban bahwa “hati yang rakus, membawa kesengsaraan abadi” salah satu orang titanicpun mempercaiku, dan membelaku, tiba-tiba keajaiban terjadi. Salah satu orang titanic yang memakan daun itu berubah menjadi sebuah pohon kehidupan, kamipun terkejut setengah mati, tiba-tiba kakek-kakek itu datang kembali, dan berkata bahwa dia adalah seorang penyihir beraliran putih, dan dia jugalah yang sudah menanam pohon kehidupan, dan dia juga yang sudah membuat kutukan itu. Aku sempat berdebat dengan kakek-kakek itu, tapi dia tidak begitu jahat, dia memang membuat kutukan, tapi dia juga membuat kutukan bagi orang lain yang memakan buah itu, maksud dari orang lain adalah orang yang sama sekali tidak pernah ke tempat yang aneh ini. Karena kami tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya kami meniggalkan salah satu orang titanic yang sudah menjadi pohon.

            Sesampainya kami di rumah, aku langsung memberikan daun kehidupan yang aku bawa untuk dimakan neneku. Gembira sekaligus takut, itu yang aku rasakan. Ake gembira karna neneku yang sudah memakan daun itu, tiba-tiba menjadi sehat seperti orang kebanyakan, tapi aku juga takut jika neneku tersayang akan menjadi pohon, dan nasibnya sama seperti salah satu orang titanic tersebut. Tapi keesokan harinya, nenek tidak berubah menjadi pohon, satu bulan berikutnya dia tetap menjadi manusia, hingga akhir hayatnya dia menjadi manusia, aku sangat bangga pada diriku sendiri yang sudah berusaha yang terbaik untuk neneku, dan ini adalah cerita yang tidak mungkin aku lupakan.
READ MORE - Cerpen Daun Kehidupan
Template oleh Blog SEO Ricky - Support eva fashion store